Bukan Pengorbanan, Tapi Cinta Kasih
Remaja. Kata ini tentu bukan untukku lagi. Aku hampir melepas umur 20 tahunku dan sebulan lagi 21 tahun. Tapi kata itu sangat menggambarkan adikku yang mau menginjak 14 tahun. Dia lelaki dan dia 14 tahun, sesuai dengan siklus, dia harusnya sudah baligh. Waktunya mimpi basah, mulai jatuh cinta, testosteronnya mulai lebih aktif. Tapi keadaannya agak sedikit berbeda, dia spesial, dia seorang autisme.
Tidak ada yang tau kapan dia mimpi basah (eh, gak nding, kali aja ayah tau :p) dan kapan dia pertama kali jatuh cinta! Nah ini nih yang bikin aku super super super kepo. Syaraf otaknya boleh aja agak 'nge-hang' tapi kinerja seksual di tubuhnya kan masih jalan dengan sangat baik (kayak penderita autisme perempuan yang tetap menstruasi).
Nah kayak Lirik lagunya mbak Dewi Lestari - Malaikat Juga Tau
Berbagi... Takdir kita selalu....
Kecuali tiap kau jatuh hati
Nah disini aku masih merasa ada sedikit ketakutan yang sama dengan videoklip lagu diatas. Dimana diceritakan kalau ada seorang anak autism yang selalu ditemani bermain seorang cewek normal. Dan suatu ketika cewek ini jatuh hati pada cowok normal. Apa yang terjadi? Anak autism itu merasa sangat kehilangan, patah hati. Dia mengamuk dan akhirnya kembali ke pangkuan bundanya yang selalu menemani sebelum gadis itu datang. Sendiri lagi hidupnya.
Sampai saat ini perempuan yang dekat dengan adikku itu aku, ibuku, dan adikku satu lagi. Tapi yang sangat dekat dengannya itu aku. Kami sering sekali menemaninya bermain, dan kami mulai berpikir kapan adikku ini jatuh cinta? Siapa wanita yang dicintainya? Akankah dia tersakiti oleh wanita tersebut jika wanita tersebut ternyata lebih memilih meninggalkannya?
Aku selalu berusaha menemaninya hingga cintanya besar, sampai ia merasa dia memiliki kakak perempuan yang sangat menyayanginya. Ada sedikit harapan dia tidak akan mencintai perempuan lain selain dua orang kakak perempuannya yang selalu menemaninya bermain. Kalau ia tidak jatuh cinta tentu ia tidak akan tersaikiti, pikirku. Tapi kembali kepada keadaan awal dimana cinta kami sebagai kakak perempuan hanya berbalaskan tawanya tanpa tau apakah ia merasa kalo kami ini kakak yang selalu menjaganya.
Ini mungkin yang disebut keikhlasan dalam cinta. Ketika cintamu tak mendapat balasan yang sama, hanya sekedar tawa dan senyuman, tapi kamu tetep mencurahkan semua tenagamu untuknya. Kadang terpikir untuk lelah sekali menghadapi tatapan aneh orang, selalu berlarian mengawasi bocah yang sangat aktif. Rasa di dalam diri kami terlalu kuat, hingga kami bukan menyebut ini sebagai sebuah pengorbanan, tapi cinta kasih :)
Cinta tak perlu pengorbanan. Saat kau merasa berkorban itulah saat dimana cintamu mulai pudar - Sudjiwo Tedjo
-hingga tiba suatu saat nanti aku dan rani menikah, entah bagaimana cara kami menemanimu-
Tidak ada yang tau kapan dia mimpi basah (eh, gak nding, kali aja ayah tau :p) dan kapan dia pertama kali jatuh cinta! Nah ini nih yang bikin aku super super super kepo. Syaraf otaknya boleh aja agak 'nge-hang' tapi kinerja seksual di tubuhnya kan masih jalan dengan sangat baik (kayak penderita autisme perempuan yang tetap menstruasi).
Nah kayak Lirik lagunya mbak Dewi Lestari - Malaikat Juga Tau
Berbagi... Takdir kita selalu....
Kecuali tiap kau jatuh hati
Nah disini aku masih merasa ada sedikit ketakutan yang sama dengan videoklip lagu diatas. Dimana diceritakan kalau ada seorang anak autism yang selalu ditemani bermain seorang cewek normal. Dan suatu ketika cewek ini jatuh hati pada cowok normal. Apa yang terjadi? Anak autism itu merasa sangat kehilangan, patah hati. Dia mengamuk dan akhirnya kembali ke pangkuan bundanya yang selalu menemani sebelum gadis itu datang. Sendiri lagi hidupnya.
Sampai saat ini perempuan yang dekat dengan adikku itu aku, ibuku, dan adikku satu lagi. Tapi yang sangat dekat dengannya itu aku. Kami sering sekali menemaninya bermain, dan kami mulai berpikir kapan adikku ini jatuh cinta? Siapa wanita yang dicintainya? Akankah dia tersakiti oleh wanita tersebut jika wanita tersebut ternyata lebih memilih meninggalkannya?
Aku selalu berusaha menemaninya hingga cintanya besar, sampai ia merasa dia memiliki kakak perempuan yang sangat menyayanginya. Ada sedikit harapan dia tidak akan mencintai perempuan lain selain dua orang kakak perempuannya yang selalu menemaninya bermain. Kalau ia tidak jatuh cinta tentu ia tidak akan tersaikiti, pikirku. Tapi kembali kepada keadaan awal dimana cinta kami sebagai kakak perempuan hanya berbalaskan tawanya tanpa tau apakah ia merasa kalo kami ini kakak yang selalu menjaganya.
Ini mungkin yang disebut keikhlasan dalam cinta. Ketika cintamu tak mendapat balasan yang sama, hanya sekedar tawa dan senyuman, tapi kamu tetep mencurahkan semua tenagamu untuknya. Kadang terpikir untuk lelah sekali menghadapi tatapan aneh orang, selalu berlarian mengawasi bocah yang sangat aktif. Rasa di dalam diri kami terlalu kuat, hingga kami bukan menyebut ini sebagai sebuah pengorbanan, tapi cinta kasih :)
Cinta tak perlu pengorbanan. Saat kau merasa berkorban itulah saat dimana cintamu mulai pudar - Sudjiwo Tedjo
-hingga tiba suatu saat nanti aku dan rani menikah, entah bagaimana cara kami menemanimu-
Kerennn..
BalasHapusSayangnya q belum berkesempatan ketemu adikmu yg istimewa itu.. :)
bwahahahaha malu aku (//.\\)
BalasHapusntar ada waktunya :D
Bukan buat Anda.
BalasHapusGak perlu GR lah.
e'eeeeeeeeeek
BalasHapusCepat cari tumpukan pasir. Masa' disini. Gak sopannn. Ckckckckck
BalasHapus