Banyak Cara Mendapatkan Uang, Kenapa Harus Dengan Menipu?

Minggu lalu aku pergi ke pasar kaget, pasar yang ada setiap hari minggu di sepanjang Jl. Kramat 2 Jakarta Pusat. Aku senang melihat banyak orang menjajakan dagangan yang bermacam-macam, mulai dari baju, tas, sepatu, hingga berbagai jenis jajanan pasar dan makanan berat.
Aku larut dalam ramainya hiruk pikuk orang-orang yang menyusuri jalan dengan perlahan sambil lihat kanan kiri, kali aja ada yang menarik untuk di beli. Barang-barang yang dijual disini murah karena rata-rata yang punya lapak adalah pedagang pasar tanah abang yang menyempatkan minggu paginya untuk menggelar dagangan di kawasan ini.
Karena padatnya orang, maka langkahku terhenti sejenak, macet. Di sela-sela macet itu aku tetap melemparkan pandanganku ke sekitar, mengamati orang-orang. Hingga secara tak sengaja pandanganku tertuju pada seorang pengemis yang duduk bersila di tengah jalanan pasar. Tak ada yang mencolok dari pengemis lelaki itu. Baju kotor, kulit kusam, tapi nampaknya dia belum seberapa tua. Yang mengagetkan adalah pengemis itu tiba-tiba mengeluarkan gadget dengan layar yang lebar, dan mengarahkan ke depan, sepertinya ia sedang memotret hiruk pikuk yang ada di depannya. Lalu ia langsung cepat -cepat memasukkan lagi gadgetnya di bawah bungkus makanan yang di bawa untuk menaruh tempat uang hasil mengemis.
Ah entah apa niatan orang ini, dia mengemis meminta belas kasihan orang sekitarnya seakan dia tidak bisa makan dan tidak pernah mandi, tapi ternyata ia tidak benar-benar berada pada situasi itu. Mungkin banyak pengemis di Jakarta seperti itu, aku tak tau yang pasti aku sangat tidak simpati.
Banyak cara mendapatkan uang, tapi kenapa harus dengan menipu, bahkan tak malu dikasihani sedangkan pada kenyataannya dia mampu.
Satu hal yang ingin aku tau, jangan-jangan pengemis tadi sedang update status, "Lagi di Kramat Festival nich, guys." :)))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALAMI PECAH KETUBAN, BLUEBIRD BANTU SELAMATKAN PERSALINANKU

Bukan Pengorbanan, Tapi Cinta Kasih

Tak Ada Yang Sia-Sia Kok