Gagal Berteman Itu Tidak Menyenangkan

Kalian pernah gagal dalam berteman? Aku pernah.
Aku adalah orang yang senang mengamati lalu lalang dan tingkah laku orang sekitar. Aku termasuk orang yang tidak gampang menaruh perasaan negatif ketika ada orang yang mengeluarkan kata-kata bully. Sekedar mencairkan suasana, batinku. Toh, aku juga suka bercanda dan ngebully. Aku pun selalu tersenyum dan menimpali balik dengan candaan atau kalimat apalah sekedar membalas biar ga serasa dicuekin.
Aku juga pernah melakukan kesalahan dan karena kesalahan itu aku jadi dibully, oke deh aku terima dengan lapang dada. :v
Tidak akan aku membalas bully-an yang memang aku salah, salah? yawes pasrah. :v
Hingga suatu saat, ada seorang yang biasa membully mengeluarkan kata-kata yang keterlaluan.

"Ternyata kamu pintar ya, pilih yang itu, pantes" ( ini dalam konteks materi harta)
Aku sih nangkepnya, orang tersebut menganggapku mata duitan, cewek materai 6000. Hah! Ini mah bukan ngebully, ini fitnah! Pit Nah! Kecepit Nah Nah Nah! (tetep saru)
Oke, aku tidak akan memberikan perlakuan yang sama antara bully bercanda dan fitnah. Aku saat itu emosi, tapi tetep senyum (salah saraf kayaknya). Aku merapal doa-doa buruk dan membiarkannya masuk kolong langit.

Semenjak saat itu segala bully-an tentang hubungan saya dengan kangmas (yang dulu belum jadi suami) jadi agak bikin kuping panas.
"INI ORANG CUMA NGEBULLY APA EMANG TUKANG PIT NAH?"
Gitu terus isi hati sampe manohara balik ke klantan.

Fix, aku sakit hati. Doa-doa buruk selalu aku rapal. Hingga suatu ketika, kejadian amat buruk menimpa salah satu teman mereka.
Yak Allah apa yang aku lakukan, mengapa doaku dikabulkan tidak pada pelaku langsung. Sedih aku saat itu.

Sejak saat itu aku berjanji tidak akan merapal doa buruk. Aku harus merapal doa baik untuk diriku dan keluargaku, karena Allah Maha Tau segala isi hati.

Adapun hikmahnya, aku jadi membatasi bully. Lebih sering bercanda lihat situasi. Karena hati orang siapa yang tau?
Tak dimaafkan hingga kematian menjemput kita? Nyemplung neraka deh, plung!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warisan Sejarah yang Kembali Pulang

Benarkah Tingkat Literasi Indonesia Sangat Rendah? Bagaimana Peran Kita sebagai Orang Tua?

Kisah Sedih Seorang Pendongeng