Semua Ada Seninya :D

lama tidak menulis hehe :D
mau sekedar sharing pemikiran aja deh

Banyak hal yang sebenernya terjadi di sekitar kita tetapi sering luput dari perhatian kita. Nah memang sebagai manusia, kita tentu tidak bisa memperhatikan semua hal sekaligus dalam satu waktu.
Kadang memang tidak ada niat untuk 'cuek' namun karena pikiran kita tertuju dengan hal lain, maka seakan-akan bingkai cerita yang satu itu terbengkalai.

Karena kita makhluk sosial, berhubungan dengan orang lain adalah salah satu cara hidup yang pasti dan harus dilewati, umpamakan saja seluruh alur hidup kita berada pada satu ruang pagelaran seni, setiap cerita, setiap kejadian dengan orang ataupun obyek yang berbeda memiliki bingkai tersendiri.
Layaknya seorang seniman, kita bisa melukis indah tidaknya gambar dalam bingkai tersebut. Namun tentu saja, poros yang digunakan sebagai dasar alur goresan warna yang kita buat diusahakan dan semestinya harus berporos pada pemilik ruang seni yang kita bangun, pemilik setiap hembusan nafas yang kita nikmati untuk mengisi ruangan seni tersebut.

Setiap bingkai pasti ada seninya tersendiri agar nampak indah saat kita pandang. Semua tergantung bagaimana lengkungan kuas kita mengarah dan membentuk suatu makna. Semua tergantung diri kita, pemikiran, dan tindakan kita. Memang bingkai-bingkai tersebut tidak akan lepas dari bingkai-bingkai milik orang lain yang termasuk dalam alur cerita. Namun pasti mereka memiliki warna sendiri pada bingkai milik mereka, di ruangan seni mereka sendiri.

Nah kalau begitu bisa dong kita bilang 'ini ruangan seniku, aku bisa semauku, bukan urusanmu'. HAHA, itu sering banget aku temuin di status-status ababil yg lagi ngambek sama temennya, entah karena dikritik kek atau apalah pokoknya lagi ngambek :p
situ ababil?

Kita bukan atheis, kita manusia beragama, dalam konteks ini, agama pasti mengajarkan bahwa yang dinamakan kebaikan itu adalah berbuat yang bermanfaat bagi orang lain. Sikap acuh, cuek, bahkan bebal dengan kritik justru menutup rapat jalur kebaikan, menurutku. Tapi memang kadang, ada manusia yang mulutnya (mungkin) diciptakan untuk mengkritik orang lain. Kalau kita bisa berkritik, kita harus mau juga dikritik, tapi ada etika penyampaiannya loh yaa :)

Kalau kita sudah mahir berpositif thinking, pasti itu suatu keuntungan dong, dia mengevaluasi diri kita, menemukan celah buruk kita, kalau memang benar kita masih buruk, kita berpikir untuk memperbaiki diri, atur emosi dulu lah yaa istilahnya

Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi ibarat seorang seniman, seniman yang baik gak bakal membiarkan ruangan seninya rusak, jelek, lapuk, ya minimal dia bisa menikmati setiap bingkai didalamnya. Lebih bagus lagi kalau yang menikmati bukan hanya diri kita, tapi keindahan bingkai tersebut menimbulkan efek domino kebahagiaan untuk ruang-ruang seni lain milik banyak orang.

Ciptakan ruangan senimu sendiri, nikmati cerita di dalamnya, dan tunjukkan pada Tuhanmu kalau kamu seniman yang hebat :D

Bahagia mutlak adalah bahagia seorang hamba yang selalu merasa diawasi oleh Pencipta-Nya, selalu ada cinta Allah di setiap goresan cat warna pada bingkai seni miliknya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALAMI PECAH KETUBAN, BLUEBIRD BANTU SELAMATKAN PERSALINANKU

Bukan Pengorbanan, Tapi Cinta Kasih

Tak Ada Yang Sia-Sia Kok