Benarkah Tingkat Literasi Indonesia Sangat Rendah? Bagaimana Peran Kita sebagai Orang Tua?

Bermula dari fakta yang cukup menyedihkan sebagai berikut:

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 71 dari 77 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.




Apakah sudah menemukan letak Indonesia pada infografis di atas?

Kita berada di kelompok warna merah 💔

Terkait fakta tersebut, siapakah yang bertanggungjawab pada tingkat literasi yang rendah dan terhadap pendidikan?

Anak itu pada dasarnya seperti spons, menyerap air yang ada di sekitarnya. Anak akan belajar apapun dari sekitarnya. Jika orang tua terbiasa mandi sambil bernyanyi, maka kemungkinan besar anak akan meniru perilaku tersebut. Jika orang tua terbiasa solat berjamaah maka anak akan meniru kebiasaan tersebut.

Dalam setahun, anak berada di sekolah sekitar 900 jam sedangkan berada di rumah sebanyak 7800 jam.
Jadi pada dasarnya yang bertanggung jawab pada pendidikan awal anak adalah orang tua

Ketika kita membacakan nyaring kepada anak-anak kita, kita sedang melengkapi anak-anak agar siap menghadapi masa depan mereka.

Riset yang pernah dilakukan mengenai kebiasaan di rumah

- Jika ibu memiliki kebiasaan menonton televisi di rumah, minat anak terhadap buku sebesar 39%
- Jika waktu luang ibu digunakan untuk membaca maka minat anak kepada buku sebesar 78,6%
- Jika ibu terbiasa baca koran maka minat anak terhadap buku sebesar 80%
- Jika ibu hobi membaca novel maka minat anak terhadap buku sebesar 95%

Begitu pula peran ayah

- Jika ayah memiliki kebiasaan menonton televisi di rumah, minat anak terhadap buku sebesar 35%
- Jika waktu luang ayah digunakan untuk membaca maka minat anak kepada buku sebesar 60,7%
- Jika ayah terbiasa baca koran maka minat anak terhadap buku sebesar 91%
- Jika ayah hobi membaca novel maka minat anak terhadap buku sebesar 62,5%

Dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa kombinasi terbaik untuk menciptakan minat baca anak yang tinggi adalah ibu membaca novel dan ayah membaca koran. 😆

Rudine Sims Bishop (1990) menegaskan pentingnya menyediakan berbagai macam buku yang dapat berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca.

Buku dapat berperan sebagai jendela dimana dapat membantu pembaca melihat berbagai hal, budaya, pengetahuan, pengalaman baru yang berbeda dari kehidupannya melalui kejadian yang dialami oleh tokoh cerita.

Buku berperan sebagai pintu geser, buku membawa pembaca untuk keluar dari dunianya dan berimajinasi mengeksplorasi dunia baru melalui ilustrasi dan cerita fantasi.

Buku dapat berperan sebagai cermin. Cermin yang kita ketahui dapat memantulkan bayangan sehingga kita bisa melihat diri kita dengan jelas. Buku pun bisa memberikan kesempatan untuk merefleksikan pengalaman hidup sendiri melalui cerita dalam buku. 

Kapan mulai membacakan buku? Jawabannya sedini mungkin sejak anak lahir ❤️

Faktor-faktor yang bisa membuat anak menjadi early reader (pembaca dini) antara lain:

1. Membacakan secara teratur
2. Berbagi materi cetak (buku)
3. Kertas dan pensil mudah didapat
4. Orang di rumah konsisten menstimulasi minat baca dan tulis anak di rumah




Keahlian yang dibutuhkan seorang anak di Taman Kanak-kanak

1. Kosakata bicara
2. Kosakata baca
3. Kosakata tulis

Kosakata dan kalimat yang koheren tidak dapat diunduh ke atas kertas kecuali jika sudah diunggah terlebih dahulu ke kepala (dengan membaca)- Jim Trealese

Fakta mengenai membaca:

❤️ Manusia adalah makhluk yang menyukai hal-hal yang menyenangkan dan membacakan nyaring ditangkap sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Sehingga anak mau dibacakan berkali-kali.

❤️ Membaca adalah keahlian yang bisa diperoleh karena kita melakukan latihan seperti keahlian naik kendaraan. Semakin sering kita latihan, semakin ahli.

Membacakan cerita adalah kegiatan orang dewasa membacakan untuk seorang anak kemudian akan terjadi tiga hal penting bersamaan dan menyenangkan antara lain:

1. Orang dewasa menuangkan suara dan suku kata yang disebut kata-kata ke telinga anak;
2. Hubungan kesenangan dibuat antara anak dan buku;
3. Baik orang tua dan anak belajar sesuatu dari buku.

Kita harus memastikan bahwa pengalaman awal anak dalam hal membaca itu tidak menyakitkan sehingga mereka akan senantiasa gembira mengingat pengalaman tersebut, kini dan selamanya. Namun, jika pengalaman-pengalaman awal itu terus menerus menyakitkan, kita hanya akan menciptakan pembaca di jam sekolah, alih-alih pembaca seumur hidup."- Jim Trealese

❤️ Langkah-langkah membacakan nyaring:

1. Gunakan suara yang jelas dan kecepatan lambat
2. Gunakan intonasi suara yang lembut dan riang
3. Ekspresi suara mengikuti jalan cerita yang sedang dibacakan
4. Menunjuk gambar
5. Berulang-ulang
6. Buat pertanyaan untuk mengetahui pendapat anak terhadap buku yang dibaca
7. Buat kalimat sederhana sebagai penutup simpulan bacaan.

Membacakan nyaring sesuatu yang nyata yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak berhasil di sekolah dan dalam kehidupan. Gratis jika membaca buku dari perpustakaan. Yang dibutuhkan adalah waktu.




Berikut ini Rekomendasi Buku Anak di Perpustakaan Digital

📚 Dapat diunduh pada link berikut:



3. Sistem Informasi Perbukuan Indonesia:

4. Badan Bahasa:

5. Direktorat SD:



8. Aplikasi Halo Bahasa


Sumber:
- https://ditsmp.kemdikbud.go.id/peran-penting-buku-dalam-peningkatan-literasi-dan-minat-baca/
- https://ditsmp.kemdikbud.go.id/merdeka-belajar-episode-23-buku-bacaan-untuk-literasi-indonesia/
- Materi Training of Trainer Read Aloud bersama Ibu Rossie Setiawan


#FasilitatorIbuPenggerak
#IbuPenggerak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warisan Sejarah yang Kembali Pulang

Kisah Sedih Seorang Pendongeng